Hendrik Arwam Sandang Gelar Doktor, Ajak Semua Pihak Jaga Mitos Adat Masyarakat Papua

MANOKWARI - Hendrik Arwam, Mantan Wakil Rektor III Universitas Papua, resmi menyandang gelar Doktor Bidang Ilmu Lingkungan.

Hendrik Arwam mendapatkan Gelar doktor dalam Sidang Ujian Terbuka yang digelar di Aula Pascasarjana UNIPA, Selasa (17/6/2015) dibuka Rektor UNIPA, Dr Hugo Warami.

Gelar doktor mengambil judul Dekonstruksi Mitos dan Lingkungan Sagu Pemertahanan Budaya Pada Masyarakat Adat Suku Emeyode di Kabupaten Sorong Selatan di Provinsi Papua Barat Daya.

Hendrik Arwam menjelaskan, Suku Emeyode memiliki persebaran cukup luas mencakup Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Kaimana dan Fakfak.

Disertasinya berfokus pada penelitian berkaitan dengan cara eksplorasi substansif positif tentang ilmu lingkungan secara makro berkaitan mitos yang berkaitan dengan sagu.

Suku Emeyode juga disebut membangun rumah berupa panggung dari papan di atas rawa-rawa serta sungai.

"semboyan jaga sagu sama dengan jaga iklim. Itu menjadi kearifan lokal dalam sistem budaya masyarakat adat Suku Emeyode dan Kokoda," ungkapnya. 

Hendrik Arwam usai menyandang gelar doktor akan berfokus pada etno-lingkungan. Selain itu, kata dia mitos dan kearifan lokal adalah bagian yang tidak boleh termarjinalkan. 

"Bagi orang Papua, mitos adalah bagian dari konstruksi bagi peradaban ke depan. Supaya identik dengan budaya yang ada di masing-masing etnis. Ini yang harus dikampanyekan," ungkapnya.

Menurut dia, konservasi tidak hanya harus berbentuk kegiatan melainkan bagaimana menjaga mitos-mitos masyarakat yang telah ada sejak dulu.

Sidang Ujian Terbuka bagi Hendrik Arwam dihadiri para penguji antara lain, Prof Andoyo Supriantono (promotor), Dr Yolanda Holle (promotor satu), Dr Yusuf W Sawaki (co-promotor dua, Dr Hugo Warami, Dr Derek Ampnir (penguji eksternal), Dr Yafet Syufi dan Dr Anton S Sinery.

Penulis : kabarnusantara.co