Origenes Ijie Sesalkan Hari Seni Budaya 6 Februari Tak Lagi Diperingati

Feb 7, 2025 - 14:22
 221
Origenes Ijie Sesalkan Hari Seni Budaya 6 Februari Tak Lagi Diperingati
Tokoh pemekaran Provinsi Papua Barat Origenes Ijie

MANOKWARI - Salah satu pelaku sejarah Pemekaran Provinsi Papua Barat Origenes Ijie yang juga merupakan anggota tim 315 mengharapkan pemerintah Provinsi Papua Barat tidak melupakan sejarah, Hari Seni Budaya yang jatuh tanggal 6 Februari merupakan hari bersejarah yang harus terus diingat oleh masyarakat Papua Barat. 

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir perayaan hari seni budaya tidak lagi dilaksanakan oleh Pemerintah Papua Barat yang justru hanya terfokus pada peringatan HUT-PI. 

"6 Februari yang kita kenal sebagai hari seni budaya Papua Barat merupakan momen pengingat di mulainya pemerintahan dengan membuka selubung papan nama Kantor Pembantu Gubernur Irian Jaya Barat saat itu," ujar Origenes Ijie.

Dirinya mengisahkan, 6 Februari 2003 masyarakat melakukan pawai keliling sebagai ungkapan syukur atas kehadiran provinsi Irian jaya Barat meskipun terdapat beberapa orang yang tidak setuju. 

Menurutnya, jika pemerintah menyatukan hari seni budaya dengan perayaan HUT-PI merupakan kesalahan karena keduanya merupakan agenda yang berbeda. 

"HUT-PI merupakan agenda yang dilakukan Gereja bukan agenda pemerintah. Justru 6 Februari hari seni budaya merupakan agenda pemerintah," lanjut dia. 

Dirinya juga mengkritik, Pemerintah mampu menyediakan anggaran yang cukup besar untuk perayaan HUT Pekabaran Injil namun pada beberapa agenda kenegaraan seperti Hari Kemerdekaan dan HUT Provinsi Papua Barat justru tidak dianggarkan dengan baik. 

Seperti diketahui, Pemerintah Papua Barat menyediakan anggaran sebesar Rp7 Miliar dalam perayaan HUT-PI 5 Februari 2025 sesuai pernyataan Gubernur. 

"Kalau Pemerintah mampu menyediakan Rp7 Miliar untuk HUT-PI, juga harus mampu menyediakan anggaran yang sama untuk denominasi dan Agama lainnya. Apalagi untuk Peringatan hari kenegaraan," tandas dia. 

Dirinya juga menyebutkan, jika ada ketersinggungan sejumlah pihak atas pernyataannya dapat melakukan konfirmasi, namun kebenaran sejarah harus tetap diluruskan agar tidak salah menerjemahkannya. 

Penulis: Kabar Nusantara

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow