Akademisi Mulai Hitung Kerusakan Karang Akibat Karamnya Kapal Pengangkut Semen di Manokwari

MANOKWARI, Kabarnusantara.co - Komunitas Selam Ketapang Dive dan Akademisi Program Studi Sumberdaya Akuatik Universitas Papua mulai melakukan penghitungan pasti kerusakan karang yang disebabkan karamnya Kapal motor (KM) Mitra Mulia pengangkut 1.000 ton Semen. 

Akademisi Unipa Dr.Ir.Paulus Boli, M.Si yang juga Ketua Program Studi S2 Sumberdaya Akuatik Unipa mengatakan dihari pertama penyelaman masih terhambat dengan arus laut yang cukup kencang dilokasi . 

"Tadi kita memang ada kendala pengambilan data kerusakan karang, karena arus yang sangat kencang sehingga tidak bisa stabil mengatur posisi pengambilan data di dalam laut," kata dia usai pengambilan data hari pertama, Sabtu (30/9/2023).

Dia menjelaskan, Pengambilan data yang dilakukan kondisi karang awal sebelum terjadi kerusakan dengan melihat karang disekitarnya pada radius 20 meter disekitar lokasi kerusakan. 

Secara umum, didapati hasil tutupan karang sebelumnya mencapai 50 hingga 60 persen, dimana sesuai kategori pemerintah adalah kondisi baik. 

"Untuk sementara panjang kerusakan sekitar 21 meter, dampak lain dialami pada saat memindahkan kapal juga terjadi kerusakan sekitar 15 meter ini sangat luas," lanjut Doktor Paulus Boli. 

Sementara itu, terkait dengan persentase kerusakan karang mencapai 100 persen (Kondisi Parah), dengan jenis-jenis karang yang mengalami kerusakan yakni Karang Api, Karang Akropora, dan Birotas.

"Semua jenis tersebut masuk kelompok karang keras, dengan kondisi hancur sangat sulit untuk pemulihan, membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. Harus ada intervensi pemerintah untuk melakukan restorasi kerusakan yang dialami," tandas dia. 

Diketahui, sebelumnya Kapal motor (KM) Mitra Mulia pengangkut 1.000 ton Semen dari Manokwari menuju kabupaten Raja Ampat kandas di reef Imoni2 teluk doreri, Manokwari, pada Minggu (17/9/2023) lalu. (Red)