Kolaborasi PW IPPNU, Buddha Tzu Chi dan Pemuda IKASWARA Gelar Aktivitas Belajar di Rumah Baca Saukori

MANOKWARI - Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PW IPPNU) Papua Barat kembali melanjutkan misi kemanusiaannya melalui program kolaborasi bersama Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pemuda IKASWARA. Kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di Rumah Baca Saukori, Distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Senin (9/6/2025).
Lebih dari seratus anak-anak dari berbagai latar belakang agama dan suku termasuk jemaat GKI, Pantekosta, GPdI, dan masyarakat umum ikut serta. Para peserta belajar secara bersama tanpa membeda-bedakan latar belakang, mencerminkan semangat kebersamaan dalam keberagaman.
Program ini tidak hanya menitikberatkan pada peningkatan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung), tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam suasana penuh semangat, anak-anak dibimbing untuk memahami pentingnya hidup rukun dan membangun masa depan bersama sebagai generasi penerus bangsa.
Supriyadi, perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, menjelaskan bahwa yayasan bertindak sebagai fasilitator dalam program ini, sedangkan pelaksanaan teknis dan pengajarannya didukung penuh oleh PW IPPNU Papua Barat dan Pemuda IKASWARA.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas iman dan organisasi. Kami hanya penghubung, sementara yang paling aktif menggerakkan adalah teman-teman dari IPPNU dan Pemuda IKASWARA. Harapannya, program ini bisa jadi contoh baik bagi organisasi lain untuk turut berkontribusi,” ujar Supriyadi.
Ia juga menyampaikan harapannya agar pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan anak-anak di wilayah terpencil.
Gembala Jemaat Elin Saukori Samuel, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian para relawan yang mengajar di rumah baca tersebut.
“Anak-anak kami berasal dari berbagai gereja dan juga agama lain, tapi semua belajar bersama di sini. Tujuan kami satu: agar mereka bisa membaca, menulis, dan menjadi anak-anak yang berdaya. Kami ingin mereka tumbuh dengan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta terhadap tanah air. Ini bukan soal siapa kita, tapi bagaimana kita membentuk generasi Papua yang cerdas dan cinta NKRI," lanjut dia.
Samuel juga menyoroti tantangan besar dihadapi anak-anak di daerah seperti keterbatasan akses pendidikan dan minimnya tenaga pendidik. Ia berharap aspirasi masyarakat dapat sampai ke pihak berwenang agar ada perhatian nyata terhadap pendidikan dan kesehatan di kampung-kampung.
“Kami tidak mengeluh, tapi mengajak. Mari kita bahu membahu, pemerintah dan masyarakat, untuk masa depan anak-anak di desa Saukori dan sekitarnya. Mereka adalah masa depan Papua dan masa depan Indonesia,” tegas Samuel.
Kegiatan belajar di Rumah Baca Saukori ini menjadi bukti bahwa kerja sama antarumat beragama dan organisasi sosial adalah kekuatan besar untuk membangun negeri. Dengan semangat gotong royong dan cinta tanah air, program kolaborasi ini diharapkan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak anak-anak Papua yang membutuhkan.
Editor: Kabarnusantara.co
What's Your Reaction?






