Harga Beras Naik, Bulog Harap ASN Tak Menjual Kembali Beras Jatah

MANOKWARI, Kabarnusantara.co - Kenaikan harga beras diprediksi akan memicu inflasi di daerah, Kepada Bulog Sub Devisi Regional (Subdivre) Manokwari himbau Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak menjual kembali beras jatah yang diterima. 

Kepada Bulog Subdivre Manokwari Stephanus Kurniawan menyebut, jika beras yang diberikan kepada ASN dijual kembali maka akan dipermainkan pasar dengan menjual harga setara dengan beras yang beredar di Pasar. 

"Beras Bulog kan sudah cukup bagus Saya berharap ASN tidak menjualnya lagi, jika hal ini dilakukan maka yang terjadi adalah harga jual kembali hampir sama dengan beras yang beredar di masyarakat," ujar Stephanus dalam rapat TPID Baru-baru ini. 

Daripada dijual, menurutnya akan lebih baik jika diberikan kepada sanak saudara yang membutuhkan sehingga bisa mengurangi permintaan beras di pasar. 

"Jika memang kelebihan lebih baik diberikan kepada saudaranya sendiri, hal ini membantu agar permintaan beras di pasar bisa sedikit berkurang," lanjut dia. 

Daripada segi ketersediaan, Bulog mengaku kondisi saat ini cukup aman untu beberapa bulan kedepan dimana masih tersedia 1.000 ton beras di gudang, serta 2.500 ton dalam proses mendatangkan. 

Sementara itu, Asisten II bidang Ekonomi Pembangunan Setda Papua Barat Melkias Werinussa mengatakan, dengan kenaikan harga betas akan sangat berpengaruh pada inflasi daerah.

"Ini menjadi catatan kami (TPID), dua atau tiga bulan kedepan komonditi beras akan penyumbang inflasi. Untungnya ASN dibiayai oleh pemerintah sehingga ketersediaan stok beras untuk ASN itu cukup. Sementara stok untuk masyarakat umum yang di pasar cukup tersedia namun harganya naik," Ujar Melkias Werinussa. 

Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada kenaikan harga beras yang mulai terjadi sejak bulan Juni, Pemerintah berharap kondisi  tersebut tidak berpengaruh pada beras medium yang disediakan negara melaju program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). (Red)